Senin, 30 Maret 2009

Lupakan Kekecewaan & Membiasakan diri untuk mengucapkan Terikasih

Kenangan pahit dapat membuat kita turun semangat. Mengingat kekecewaan bisa membuat citra diri kita hancur. Citra diri sangat dipengaruhi oleh kenangan mental. Jika kenangan mental Anda buruk, akan sangat mengganggu citra diri Anda. Oleh karena itu berusahalah untuk tidak mengingat-ngingat kenangan buruk atas kegagalan Anda.

Namun, jangan sampai hikmah yang ada bersama kekecewaan juga ikut terlupakan. Mengingat hikmah adalah sangat bermanfaat. Kita harus pandai memisahkan hikmah dengan peristiwa. Ambillah hikmah, lupakan kekecewaan. Memang tidak mudah, berikut ada beberapa tip yang bisa kita lakukan:

  • Catatlah hikmah-hikmah dari kekecewaan kita tanpa menyebutkan peristiwanya. Jika teringat peristiwa tersebut, jangan lupa untuk segera mengingat atau menyebut hikmah dari peristiwa tersebut.
  • Bedakan antara fakta dan opini. Fakta memang benar, tetapi opini belum tentu.
  • Sebagai contoh “Anda gagal bisnis”, itu adalah fakta. “Anda tidak akan sukses bisnis”, ini hanya opini belaka yang bisa saja salah.

Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.

Kadang tanpa kita sadari sering kali kita menyangkal apa yang telah orang lain lakukan pada diri kita, tanpa kita sadari sering kali bantuan dan pertolongan orang lain baik langsung mau tidak langsung sering kita terima dan kita rasakan. Disinilah sebenarnya letak dari hati nurani kita dalam menyikapi, tidak sedikit apa yang telah kita dapatkan dari orang lain berguna bagi kita namun tanpa kita sadari tetapi sering kita menyangkal bahkan tidak bisa menerima kenyataan bahwa kita telah terbantu, kita telah mendapatkan sesuatu yang berguna pada diri kita.

Manusia tidak bisa lepas dari kekhilafan dan kesalahan, membiasakan diri untuk mengucapkan "Terimakasih" adalah sebaik-baiknya hati. Mulailah untuk membiasakan diri mengucapkan "Terimakasih" sekecil apapun bantuan dan pertolongan dari orang lain.

Kapan Uang Bernilai

Yang pertama, uang akan bernilai jika uang menjadi pelayan kita. Artinya keberadaan uang bisa membantu kita untuk mendapatkan keinginan kita dunia akhirat. Uang akan bernilai saat Anda gunakan untuk menunaikan ibadah haji. uang akan bernilai saat Anda menginfaqkan uang tersebut. Uang akan bernilai saat Anda gunakan untuk memberi nafkah anak istri (bagi seorang suami). Uang juga akan bernilai saat Anda gunakan untuk berjuang dijalan Allah.

Yang kedua, uang akan bernilai jika uang tersebut bersirkulasi. Uang Anda hanya akan bernilai jika digunakan. Jika Anda hanya menunpuk uang, maka uang Anda tidak jauh berbeda dengan koran bekas Anda. Jadikan uang Anda berguna untuk Anda sendiri. Jika Anda memberikan kepada orang lain, maka yang mendapat manfaat dari uang tersebut ganda, yaitu Anda dan orang yang menerimanya. Yang perlu diingat ialah, bersirkulasi bukan berarti Anda harus boros dengan uang, tetapi Anda harus menjadikan uang yang Anda miliki menjadi bermanfaat.

Inilah pola pikir orang kaya yang sesungguhnya. Uang bukanlah tujuan hidupnya, tetapi sebagai alat untuk meraih tujuan hidupnya. Jadi sebenarnya, saat ini Anda bukanlah sedang mencari uang, tetapi sedang mencari manfaat dibalik uang tersebut. Jika keyakinan ini sudah kita miliki, kita juga akan menjadi tenang, sebab bisa saja Allah langsung memberikan manfaat kepada kita tidak melalui uang. Tujuang kita sebagai umat Islam ialah untuk meraih ridla Allah, baik melalui uang atau tidak.

Tidak ada komentar: